Gambar ilustrasi sumber Google
Sinar Bemo - Kata "bangkit" sudah tidak asing lagi di kuping atau di mata Anda saat membaca tulisan. Setiap orang tentunya mendengarkan melalui suara manusia, siaran Radio dan Tv atau membaca di buku, buku online, blogger atau website hampir setiap hari. Apabila kita gali dan memaknai dalam berbagai konteks, maka kita bisa mendapatkan banyak pengetahuan darinya. Karena kata ini cukup luas maknanya.
Sebutan kata "Bangkit" ini sudah di jadikan sebagai motto atau atau semboyan di beberapa organisasi ikatan atau organisasi kemahasiswaan di berbagai kota. Penempatan kata sudah tepat sesuai dengan konteks pergerakan secara pribadi sebagai mahasiswa maupun secara organisasi. Jika dimaknai kata-kata ini dengan sesungguhnya, maka kita akan didorong untuk bangkit dari semua masalah atau tantangan yang ada di dalam pribadi mau organisasi. Cakrawala berpikir akan terbuka. Kemudian karena sudah mampu mengatasi masalah sehingga kesatuan itu akan tercipta dengan sendirinya dan kemajuan akan terjadi. Masalah yang paling utama adalah bangkit dari masalah.
"Bangkit" apakah sudah di Serapi maknanya kaum pelajar dan mahasiswa atau tidak? Sedang di kembangkan atau tidak? Ini adalah pertanyaan reflektif yang bisa di tanyakan oleh semua unsur orang yang ada.
Berikut beberapa tips untuk untuk menjadikan kata "Bangkit" menjadi sebuah kenyataan.
1. Melihat Diri
Setiap manusia kadang tidak disadari dengan kelemahan, kekurangan, dan keterbatasan yang ada dalam diri mereka. Contohnya malas belajar, tidak disiplin waktu hadir di sebuah pertemuan, tidak ada niat belajar, grogi, takut dan lain sebagainya. Selama ia tidak mau melihat dirinya dan Selagi energi negatif seperti ini ada di dalam diri kita, tidak akan pernah berubah dalam waktu yang singkat karena belum melihat diri.
Saat ini, status Anda adalah seorang pelajar maka belum terlambat untuk bangkit dari masalah yang ada di dalam diri. Lawan semua energi negatif yang disebutkan diatas ini, supaya Anda bangkit dari ikatan energi negatif itu sendiri. Lawan berarti, ketika ada perasaan malas muncul saat belajar paksa belajar, sebab selanjutnya akan menjadi biasa, rasa malas akan hilang.
2. Jangan Bandingkan Dirimu dengan Orang Lain
Membandingkan diri dengan orang lain adalah sebuah kebiasaan yang buruk untuk di praktekan. Sebab ini juga termasuk sebuah tindakan yang tidak memberikan dampak yang baik dalam diri, artinya proses bangkit dari masalah dalam diri akan terhambat. Karena selagi membandingkan orang lain dengan dirimu, Anda tidak akan melihat masalah dalam diri Anda.
Membandingkan adalah sebuah pemikiran yang membunuh pemikiran anda itu sendiri, rasa percaya diri bahwa saya bisa itu tidak ada, masih ketergantungan sama kebiasaan orang lain dan sebagainya. Membandingkan terlalu banyak akan menghambat Anda untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan bangkit dari masalah dalam diri Anda.
3. Salah Benar Bergerak
Sebuah perubahan dan bangkit akan terjadi apabila Anda bergerak mencari jalan keluar setelah sudah tahu masalah-masalahnya. Kesalahan, ketidakmampuan, keterbatasan, dan kekurangan yang ada di dalam diri Anda itu akan membuat Anda bisa salah, bisa keliru, bingung, ragu, terasa beban terhadap sesuatu yang baru Anda kenal, baru mau mulai, baru mau belajar, baru mau tampil dan sebagainya.
Oleh sebab itu, langkah pertama yang Anda bisa lakukan adalah mencoba saja, salah itu biasa. Dimana-dimana orang mengalami hal yang sama. Setelah mencoba, pasti orang akan lain akan menilai dan memperbaiki Anda di bagian kekurangan.
4. Membuka Diri
Dalam konteks ini, membuka diri sama halnya dengan meminta pendapat orang lain tentang diri Anda. Sebab Anda tidak akan tahu apapun masalah yang membuat kita tidak bangkit-bangkit sejauh Anda tidak membuka diri kepada orang lain.
Oleh sebab itu, mulai saat ini Anda berusaha untuk selalu membuka diri untuk meminta pendapat, pandangan, masukkan terhadap diri Anda sendiri. Cara ini akan menyadarkan Anda untuk mengetahui letak masalah dalam diri Anda yang membuat kamu tidak bangkit-bangkit itu.
5. Berani Bertanya
Bertanya adalah satu jalan bagi setiap orang. Tidak bertanya itu ibarat seseorang jalan di jalan yang baru baginya ketika sampai di ujung jalan yang bercabang dua tentu saja ia akan kebingungan dan bertanya-tanya dalam hati, bisa saja ikut jalan yang salah, tidak sesuai dengan tujuannya. Maka ia harus tanya kepada masyarakat di sekitar atau orang yang ia ketemu saat itu.
Ibarat diatas ini menggambarkan kita sebagai manusia yang tidak mengetahui segalanya. Oleh sebab itu cara yang kita bisa lakukan untuk mengetahui hal apapun yang sedang kita bertanya dalam hati, tanyakan kepada orang lain, entah siapapun.
(Kotouki)
Post a Comment