Belajarlah dan Bentuk Diri

Gambar ilustrasi kreasi SK

Bintang tak pernah jatuh ke bumi, dia cukup menerangi bumi dan segala isinya. Kadang insan berdiri seakan ada di bintang, karena memiliki kekuasaan, kekayaan, kepintaran, kehebatan, tetapi tidak sadar kalau roda hidup berputar dan tempat hidupnya di bumi. Maksudnya belajar bukan untuk menyombongkan diri kepada orang lain ketika menjadi orang ternama, mendapatkan jabatan, menjadi pengusaha sukses dan lainnya. Oleh karena itu, belajar dan bina diri menjadi orang yang selalu kerja keras, tidak sombong, rendah hati dan jiwa yang melayani sesama. 

Mulai dari Mana?


Tumbuhan tidak bisa tumbuh langsung besar, tetapi dia akan tumbuh dari kecil hingga besar, masa pertumbuhan tergantung makanan yang dia peroleh, baik tumbuh sehat, segar dan juga tumbuh lama, layu dan lainnya. 

Ini sebuah ibarat bagi Anda, bentuk pola pikir Anda seperti tumbuhan, Anda harus mulai dari pola pikir yang sederhana, sebab dengan berjalannya waktu, Anda makin dewasa, berpikir produktif, punya wawasan yang luas dan bisa menganalisa suatu peristiwa. Tetapi proses pertumbuhannya kembali ke pribadi entah cepat atau lambatnya.  


Dasar Apa yang ada di Dalam Diri?


Kita sebagai manusia sudah punya kecerdasan-kecerdasan yakni, kecerdasan Mental, kecerdasan fisik, kecerdasan spritual, yang kita harus bina dan kembangkan. tetapi pada kenyataannya kita hanya mementingkan satu kecerdasan saja, kecerdasan yang lain kita kurang perhatikan, sehingga lemah dalam menyikapi tantangan hidup di sisi lainnya yang kurang pembenahan dari kita sendiri, lagipula sulit mengatasinya atas berkat kurang pembinaan dan membenahi diri secara rutin. Oleh karena itu, saat ini waktu yang tepat untuk Anda melihat sejauh mana diri Anda berkembang, melihat masalah dalam diri untuk segera mengatasinya, supaya Anda menjadi manusia yang dibentuk profesional. 


Kita Mempunyai Kebebasan


Kita diberikan kebebasan untuk memilih, mau belajar atau tidak, mau bertanya atau tidak, mau pegang yang baik atau tidak, bebas ekspresi dan lainnya, tidak ada yang membatasi kita untuk memilih, tentang hal apa saja. Karena itu kembali kepada kesadaran kita, akan semua ini, sebab dampak dan manfaatnya kita sendiri yang akan rasakan lagipula bukan orang lain yang menghidupi kita punya hidup. 


Memilih hal yang produktif adalah jalan yang membuat Anda menjadi kaya akan pengetahuan, pola pikir baik, komunikasi yang baik, membangun hubungan dengan siapa saja secara baik. 


Sadar dengan Posisi Anda 


Tahukah posisi Anda hari ini? Misalnya Anda sebagai mahasiswa pasti Anda akan sadar dengan posisi dan kewajiban-kewajiban Anda, misalnya belajar adalah satu kewajiban mutlak. Belajar bukan hanya di kampus tentang bidang yang kita tekuni, tetapi belajar juga di berbagai organisasi, belajar pola hidup orang-orang di sekitar, pelajari masalah yang ada di lingkungan, cara melihat satu kejadian dari berbagai perspektif, bertanya pada sesuatu yang menjadi penasaran, baca buku, diskusi dan lainnya. Supaya dengan cara seperti ini, intelektualitas semakin tinggi dan tidak kalah saing di era yang semakin canggih, serba teknologi ini.


Pemikiran Selalu Terbuka


Pola pikir harus terbuka, jangan perpacu pada kebiasaan yang primitif, satu lingkungan sosial, satu lingkungan budaya, satu lingkungan budaya organisasi dan lainnya. Keterbukaan Anda akan mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan, pengalaman dan penguatan-penguatan pada diri. Banyak sekali kegiatan-kegiatan produktif yang di lakukan di tingkat organisasi, kampus dan pemerintah yakni, seminar, pelatihan dan sejenisnya, maka harus terlibat disana karena wawasan Anda akan semakin berkembang dan semakin luas. Anda harus terbuka dimana? Tentunya dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja, jangan pelihara sikap pilah-pilah dalam diri Anda, sebab Anda adalah seorang pelajar dan pejuang yang harus diresapi banyak ilmu dan pengetahuan bahkan pengembangan Skill.

  

Kesimpulan


Belajar dan berjuang itu kewajiban, dan sukses itu pencapaian dan hasilnya.

Semoga tulisan ini menjadi pencerahan dan motivasi buat Anda yang membaca. 


Oleh: Simion Kotouki

Post a Comment

Previous Post Next Post