6 Konteks Kehidupan Tidak Kerja, Tidak Makan


Sinar Bemo - Tidak kerja, tidak makan. Ini perkataan lumrah orang tua, sembari memberikan nasehat, inspirasi dan motivasi kehidupan kepada anak-anak, ketika malas kerja di rumah atau di Emaa (rumah khusus laki-laki suku Mee). Apabila mau makan, jari tangan kalian harus bergerak, jangan menjadi panjang kuku, nanti kamu lapar. Karena dalam hal apapun barang tidak akan datang dengan sendirinya. 


Memang nyata bahwa sebuah pergerakan akan menghasilkan sebuah perubahan baik perubahan yang besar maupun kecil, tergantung getaran perjuangannya baik di dalam diri kita maupun dalam di luar diri kita. 


Berikut ini ada penjelasan 6 konteks kehidupan yaitu: 


1. Dalam Konteks di Rumah Bersama Keluarga


Kita lihat dalam konteks tidak kerja tidak makan itu artinya ketika kita tidak bekerja dan berjuang, mulai dari diri kita sendiri maka kelaparan akan melanda, dan bisa menyebabkan kesehatan kita menjadi terganggu, misalnya sakit lambung dan lainnya. Bisa juga menyebabkan kejadian yang tidak diinginkan terhadap diri kita. Namun ketika kita kerja, pasti kita bisa makan karena kita sudah bergerak dan berjuang. 


Contoh, tradisi orang Mee bahwa ketika di rumah seorang bapak dan anak-anak laki-laki tidak mencari kayu bakar pada siang hari, pasti di sore harinya, seorang ibu akan tanya pada mereka, mau masak makanan dengan apa? Karena tidak ada kayu bakar untuk masak, bisa saja ibu tidak kasih makanan kepada mereka karena belum menyiapkan kebutuhan. Itu akan mengacu pada keributan dalam keluarga itu sendiri. 


Tetapi apabila semua kebutuhan sudah disiapkan dengan baik sebelum jauh sore tiba, maka seorang ibu dengan senang hati masak makanan dan mereka dapat menikmati makan malam dengan baik dan nikmat.


Kerjakan sesuai dengan tanggungjawab dan kewajiban pada waktu yang tepat sebelum terlambat akan berujung pada kebahagiaan, kesuksesan, kepuasan, dan itu hal yang baik. 


2. Dalam Konteks Tinggal di Orang Lain


Apabila kamu nginap atau tinggal dengan orang lain, saat sekolah atau kuliah di kota besar, kamu ada pekerjaan-pekerjaan yang harus kamu kerjakan. Apabila Anda tidak kerja, kamu akan dimarahi bahkan tidak akan dapatkan bagian makan oleh orang tua wali Anda. Oleh karena itu, biasakan kerja sejak saat ini, sebelum tinggal dengan orang lain, supaya menjadi biasa atau mendarah daging atau menjadi karakter kamu. Karena ini juga merupakan persiapan kalian nanti sesudah berkeluarga, Anda sudah siap bertanggung jawab dalam rumah tangga maupun dalam mengerjakan apapun dalam kehidupan sehari-hari. 


Saat ini, sebelum terjun pada dunia berkeluarga, atau pergi ke orang lain, biasakan diri mampu kerja saat berada pada pangkuan ayah dan ibu. Supaya ketika merantau atau sudah berkeluarga bisa bertanggungjawab sesuai dengan kewajibannya. 


3. Dalam Konteks Sebagai Pelajar dan Mahasiswa


Dalam konteks perjuangan, sebagai pelajar dan Mahasiswa pun sama. Jika hari ini tidak belajar atau tidak berjuang, tidak berpikir, tidak melihat masa depan maka suatu saat akan bingung, ragu seakan dalam ruangan yang gelap, sampai pada masa depannya akan jadi batu, ragu mau mulai dari mana. ketika diperhadapkan dengan sebuah kondisi yang berkesinambungan dengan kompetensi Anda juga sama, karena belum belajar, melengkapi diri, belum membentuk diri menjadi orang yang berkualitas baik secara mental, pola pikir, intelektualitasnya dan juga penampilannya. Terlihat biasa-biasa saja, tidak ada pengaruh yang bisa menarik perhatian orang. 


Oleh karena itu, mulai saat ini, biasakan belajar, mulai bergerak dari dalam diri, keluar di organisasi kemahasiswaan, rutinlah untuk belajar mandiri setiap hari, terus bertanya (tidak bertanya, tidak akan tahu banyak hal), agar menjadi manusia berkualitas yang punya kemampuan bersaing, diandalkan orang dan dikagumi banyak orang, itulah yang Anda harus cari. 


4. Dalam Konteks Organisasi


Dalam organisasi mempunyai visi misi, tujuan, dan target. Tetapi untuk mewujudkan visi dan misi hingga sampai pada tujuan dan target itu melalui sebuah pergerakan mulai dari pimpinan hingga sub bidang yang ada di dalam organisasi itu sendiri. Apabila pemimpin tidak melakukan kordinasi, pengawasan terhadap bawahan dan juga bawahan tidak rasa memiliki, tidak konsisten, tidak kerja dengan sungguh-sungguh maka tidak akan sampai pada tujuan dan target organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus fokus pada semua kegiatan dan tanggung jawab dan bawahan juga harus kerja sesuai dengan tupoksinya. 


5. Dalam Konteks Sebuah Perusahaan


Dalam konteks sebuah perusahaan, tentu saja di dalamnya mempunyai banyak devisi atau bidang-bidangnya, dalam setiap bidang tentu saja mempunyai karyawan, tetapi karyawan tidak asal karyawan saja, mereka selalu diawasi kinerjanya oleh pimpinan mereka. Apabila karyawannya tidak bekerja maksimal, biasa-biasa bahkan jarang masuk kantor tanpa alasan yang jelas, tentu akan di kasih peringatan atau dipecat, karena kinerjanya malah merugikan perusahaan itu. Layak dipecat karena perusahaan tentunya mencari keuntungan, jabatannya akan digantikan dengan karyawan lainnya yang masih eksis bekerja. Selanjutnya, tidak mendapatkan gaji pokok karena sudah drop out (dipecat atau di keluarkan). Tidak ada hubungan lagi. 


6. Dalam Konteks Kerja di Kebun Sayur


Kolam Kangkung milik mama-mama orang Mee, di organda Abepura Jayapura, sudah ada dan mereka kerja dari dulu menjadikan sumber kehidupan bagi mama-mama Mee. Apabila setiap harinya mereka tidak kerja keras untuk menanam sayur Kangkung, merawat sampai panen dan jual, tentunya mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga, kebutuhan anak-anak mereka, membiayai anak sekolah dan tanggungan biaya yang lain. Tetapi mereka selalu kerja artinya tangan mereka bergerak sehingga ada pendapatannya dari hasil penjualan sayur kangkung di pasar, mereka bisa mencukupi atau melengkapi semua kebutuhan pribadi dan keluarga. 


Masih banyak harus di jelaskan dengan masing-masing konteks kehidupan, namun keenam konteks Kehidupan sederhana ini menjadi acuan dalam kehidupan dengan konteks kehidupan lainnya. Sehingga Anda mampu menerjemahkannya sesuai dengan konteks kehidupan yang nikmati. 


Oleh: Simion Kotouki



Post a Comment

Previous Post Next Post