5 Kualitas Seorang Hamba yang Melayani

Gambar ilustrasi sumber Google

Sinar Bemo
- Hak-hak Anda akan semakin berkurang seiring meningkatnya jenjang posisi yang di percayakan kepada Anda. Sebaliknya tanggung jawab Anda akan meningkat seiring dengan meningkatnya jenjang posisi Anda. Itulah prinsip kehambaan yang harus selalu diingat. Sebagai pelayan yang memiliki hati hamba, minimal memiliki kualitas-kualitas berikut:

1. Siaga

Tanggap terhadap apa yang sedang terjadi di sekitar, sehingga dapat merespon dengan benar.

Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan ; roh memang penurut tetapi daging lemah. (Mrk 14:38 TB)

Sebagai hamba kita harus selalu bersedia untuk melakukan tugas yang diberikan oleh atasan kita; entah itu guru di sekolah, bos di kantor, orang tua di rumah, gembala di gereja atau atasan kita dimana pun kita berada.v

Ketika kita memutuskan untuk melayani, tempatkan kepentingan orang yang kita layani menjadi prioritas utama, jangan bersungut-sungut atas berbagai kondisi yang timbul dalam pelayanan.

Seperti seorang pelayan restoran yang selalu memperhatikan tamunya yang sedang makan. Untuk menjadi hamba yang baik dibutuhkan mata yang tertuju kepada orang yang di layani, sehingga siap membantu apa yang di butuhkan.

2. Ramah

Baik hati dan menarik budi bahasanya; manis tutur kata dan sikapnya; suka bergaul dan menyenangkan dalam pergaulan.

Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. (EF 4:32 TB)

Modal berikut bagi seorang pelayan adalah keramahan yang membuat orang lain betah berada bersamanya. Menjadi orang yang menarik karena kebaikan hati, Budi bahasa dan sikap. Ada sesuatu yang menarik karena suka berbagi dan memperhatikan orang lain. Keramahan seseorang diukur dari seberapa iya rela berkorban bagi orang yang sedang dilayani.

3. Sukacita

Menjaga sikap yang baik sekali pun dihadapkan pada kondisi yang tidak menyenangkan

Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! sekali lagi kukatakan: bersukacitalah! (FLP 4:4 TB)

Tidak bisa disangka bahwa melayani dalam kondisi yang tidak baik adalah hal yang sulit. Tetapi justru kualitas pelayanan kitab teruji ketika kita berada dalam keadaan sulit dan tetap dapat melayani dengan baik. Orang akan sangat diberkati oleh sikap kita yang tetap melayani sekalipun kita sendiri sedang membutuhkan pelayanan. Sukacita dari Tuhan itulah kekuatan.

4. Fleksibel

Game awan untuk mengubah rencana-rencana atau ide-ide sesuai pimpinan tuhan atau arahan pimpinan di atas kita.

Pikirkanlah perkara yang di atas bukan yang di bumi (Kol 3:2 TB)

Bidang apapun yang dipercayakan, seharusnya kita menggali ide-ide baru dan menyusun rencana rencana yang baik. Namun sebagai pelayan kita juga harus selalu siap mengubah ide maupun rencana atas petunjuk pemimpin atau petunjuk tuhan

5. Tabah

Kekuatan dari dalam diri untuk menghadapi tekanan dan tetap melakukan yang terbaik.

Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya kita akan menuai jika kita tidak menjadi lemah. (Gal 6:99 TB)

Semua pelayan menghadapi ujian yang sama yaitu kejenuhan. apalagi melihat orang yang kita layani belum juga menunjukkan adanya perubahan atau belum menjadi seperti yang kita harapkan. Kita cenderung memaksa, menghakimi dan mungkin berhenti untuk melayani. Kita membutuhkan ketabahan dalam melakukan pelayanan. Perubahan tidak datang dengan cepat menurut waktu kita, tetapi waktu Tuhan. Cepat atau lambat segala pelayanan yang kita lakukan tidak akan berakhir dengan sia-sia. Tuhan memperhatikan semua jerry lela kita.

Tulisan ini di kutip dari Buku Becoming Social Man menjadi manusia sosial yang memberi dampak melalui belas kasihan, karangan Theofilus Purwanto, MA.

Semoga tulisan ini dapat membuka cakrawala kita dalam dunia pelayanan, entah dimana pun kita di tempatkan untuk melayani banyak orang.

(Mion)

Post a Comment

Previous Post Next Post