Refleksi Sederhana Kata Bupati, "Saya butuh Orang Kerja bukan Idealis"


Sinar Bemo - Tulisan ini menyajikan refleksi yang kuat terhadap pernyataan Bupati Deiyai, Melkianus Mote, ST pada apel perdana 4 Maret 2025 di halaman Kantor Bupati “Saya butuh orang kerja, bukan orang idealis.” 


Berikut adalah beberapa poin reflektif yang bisa dirangkum dan dikembangkan dari narasi tersebut:


Makna Pernyataan


Pernyataan ini bukan sekadar sindiran, tapi pernyataan tegasan arah kepemimpinan. Ini menunjukkan bahwa: Pemimpin ingin hasil nyata, bukan sekadar teori atau janji. Kinerja diutamakan daripada retorika. Budaya kerja lama (malas, absen, tidak disiplin) akan ditantang dan diubah.


Kontras antara “Orang Kerja” dan “Orang Idealis”


Bupati tidak bermaksud menolak idealisme, tetapi menolak idealisme yang tidak dibarengi tindakan nyata. Karena Orang idealis tanpa kerja sama dengan hanya bicara tanpa hasil. Sementara Orang kerja sama dengan membuktikan nilai dan visi lewat tindakan nyata. 


Langkah Nyata Bupati dan Wakil 


Melkianus Mote dan Ayub Pigome membuktikan integritasnya dengan:


1. Melakukan inspeksi ke dinas-dinas, sekolah-sekolah, dan Rumah Sakit.


2. Mengevaluasi kehadiran ASN secara langsung.


3. Menghidupkan kembali kedisiplinan ASN yang sempat "hilang wajah".


Ini adalah wujud nyata dari kepemimpinan yang transformasional, untuk mewujudkan Enaimo Ekowai Untuk Deiyai (Kerja bersama untuk Deiyai). 


Karakter Orang Kerja yang Diinginkan


Penekanan pada:

Disiplin, Tanggung jawab, Etos kerja, Pendekatan praktis, Punctualitas, Keteraturan, Komitmen, dan Profesionalisme. 


Karakter-karakter ini penting karena pembangunan daerah tak akan berjalan bila aparatnya lemah mental dan moral kerja. 


Slogan “Enaimo Ekowai untuk Deiyai”


Slogan ini adalah roh visi dan misi pasangan pemimpin baru. Filosofi kerjasama orang Mee menjadi dasar: "Pekerjaan besar yang dikerjakan bersama, pasti selesai."


Kesimpulan Reflektif


Pernyataan “saya butuh orang kerja, bukan orang idealis” adalah ajakan untuk:


1. Bertransformasi dari pemalas menjadi pelayan masyarakat.


2. Menjadi ASN yang produktif dan solutif.


3. Menghidupkan kembali makna pengabdian.


Ini bukan hanya tentang kepemimpinan, tapi tentang budaya kerja baru di Deiyai: budaya yang berbasis tanggung jawab, kerja nyata, dan sinergi bersama.

Post a Comment

Previous Post Next Post