Tiga Pelajaran Positif yang di Ajarkan Hujan

Gambar ilustrasi sumber: Google

Datangnya hujan, tak tentu waktunya, tidak seorangpun yang menolak kedatangannya, benci hingga mau pukul juga hujan tidak akan dengar, dia bukan manusia yang bisa punya Indra pendengaran bahkan merasakan sakitnya. Dia datang saja; tidak peduli dengan keadaan manusia, entah dalam kesibukan yang sangat mepet atau dalam keadaan apapun. Oleh karena datangnya hujan bisa saja lambat, tertunda atau gagal tujuan. Dia tidak akan membenci atas hujatan manusia terhadapnya. Ketika hujan datang saat yang tidak diinginkan oleh manusia, tentu perasaan manusia menjadi marah karena merasa mengganggu, menghambat, memperlambat, mengganaskan, mengecewakan dan lainnnya. Namun Hujan bukan sebuah benda yang bisa di pindahkan, bisa di tahan, bisa di tinggalkan dan lainnya oleh manusia. Tidak bisa di atur oleh kekuatan manusia. 


Seandainya datang dalam waktu yang tepat; sudah terjadwal secara alamiah, maka manusia bisa memastikan segala aktivitas dengan baik efektif. Segala kesibukan dan pekerjaan bisa di lakukan pada waktu yang pasti-pasti saja. Tetapi tidak ya! Hujan tak memberikan aba-aba kedatangannya yang pasti. Memang mendung sebagai tanda hujan datang, tetapi manusia masih belum menyadari; masih memarahinya, ketika ada pekerjaan, kesibukan atau urusan yang sangat buru-buru yang akhirnya menjadi gagal, putus, lambat, dan lainnya. 


Dalam kehidupan manusia, hujan adalah sumber kehidupan dan kebutuhan dasar manusia. Ketika air hujan kita tampung dalam sebuah wadah seperti Tong, bak air atau di sumur yang kemudian diambil, masak lalu diminum setiap hari, maka tubuh kita akan tetap sehat. Air juga memberikan kita kesehatan pada kulit, karena dengan air penyakit kulit bisa dibersihkan. Dengan air juga kita bisa mencuci baik pakaian dan alat dapur dan apapun bisa di bersihkan dengan air. Hujan juga memberikan kehidupan bagi kita punya tanaman dan segala tumbuhan, baik petatas, sayuran, buah-buahan, pohon-pohonan, binatang-binatang dan segala mahluk hidup yang ada pada umumnya. 


Tiga pelajaran positif yang hujan ajarkan kepada kita adalah: 


1. Hujan Tak Kenal Hujatan Manusia


Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak selalu senang akan datangnya hujan, dengan beragam alasan yang karena datangnya hujan kesibukan, pekerjaan, perjalanan menjadi terganggu, batal, tunda, tidak jadi, lambat hadir di sebuah pertemuan dan lain sebagainya, sehingga manusia biasanya menghujat hujan, saya sendiri pun pernah hujat hujan. Saya pernah hujat hujan ketika mau pulang dari Waghete ke Motano seperti ini "Hujan Babi, kenapa hujan lagi, kalau tidak hujan saya sudah sampai di rumah sejak tadi" padahal hujan bukan Babi, tetapi karena tidak terima hujan datang saat saya mau pulang. Namun sayang sekali, hujan tidak pernah balas hujatan itu, setiap kali datang, diam saja, memang bukan manusia. 


Nah, sekarang apabila kita konteskan dengan kehidupan sehari-hari, tentu saja, kita tidak bahagia setiap waktu dan keadaan. Kita diperhadapkan dengan berbagai persoalan, masalah atau tantangan hidup yang datang saat yang tak terduga seperti hujan. Manusia menghujat hujan ibarat tantangan dan cobaan hidup yang biasa mewarnai kehidupan kita. Oleh sebab itu, pelajaran hidup yang hujan ajarkan kita adalah menanggapi setiap persoalan yang terjadi secara benar dan logis dan arahkan fokus kita untuk mencari jalan keluarnya, sebab selalu ada tantangan susulan seperti hujan. 


2. Sekalipun dihujat Dia akan Datang Kembali


Hujan selalu di hujat oleh manusia, tetapi akan datang lagi pada waktunya. Hujatan dengan bahasa yang paling tidak sedap bagaimanapun, dia tidak peduli. Kalau waktunya untuk dia datang, tetap akan datang. Dia tidak bisa batalkan kedatangannya. Semua hujatan manusia, tidak pernah hujan membalasnya. 


Apabila di kontekskan dengan kehidupan sehari-hari kita, tentunya tidak terlepas dari berbagai persoalan dan tantangan hidup. Entah kita mau berdoa sebagai bentuk upaya kita untuk menjauhkan sebuah tantangan, kita mau mencoba menghindarinya atau kita mau tolakpun dia tetap akan datang dalam bentuk yang tidak sama, misalnya saat ini kita hadapi masalah dalam keluarga berikutnya datang kepada kita secara pribadi dan lainnya. Nah, kalau kita maknai kehadiran sebuah masalah itu, sebenarnya persoalan hidup mengajarkan kita untuk menyadari akan hidup ini bahwa kehidupan ini tidak selalu senang dan bahagia tetapi juga tidak selalu susah sengsara; silih berganti. Nah, oleh karena nanti ada persoalan hidup yang datang saat-saat tertentu, maka kita harus selalu fokus untuk mencari jalan keluar dari setiap masalah demi masalah yang diperhadapkan dengan kita. Teruslah menjadi pemenang atas segala tantangan hidup. 


3. Terus Melakukan Hal yang Baik


Kita sudah bahas bahwa hujan tidak luput dari hujatan manusia. Tetapi dia akan terus datang di saat yang tak disangka oleh manusia. Sekalipun ribuan hujatan di setiap kali dia datang. Tetapi dia terus hadir sebagai sumber kehidupan. Pada kenyataannya, tadinya sudah menghujat hujan tetapi penghujat (orang yang menghujat) hujan tentu akan minum air setelah makan atau ketika dahaga (Haus), mandi menggunakan air, masak makanan menggunakan air, cuci pakaian menggunakan air yang sumbernya dari hujan itu. Apabila hujan adalah manusia, tentu saja kita bisa malu. 


Dalam konteks kehidupan kita, hujan dapat mengajarkan kita sebuah pelajaran kehidupan dalam artian bahwa hal yang sifatnya baik kita harus dan terus melakukannya dalam keadaan apapun, walaupun rasanya berat dan sulit untuk dilakukan. Nah, setiap persoalan hidup yang datang, tentu melalui orang lain di sekitar kita baik melalui adik, Kaka, Bapa, mama, keluarga, teman, tetangga dan lainnya. Oleh sebab itu, seperti hujan menjadi pelengkap kebutuhan dasar penghujatnya, kita juga di berikan kesadaran bahwa melakukan kebaikan bagi sesama harus terus di lakukan dalam kondisi dan keadaan apapun dan itu dipertahankan sekalipun dengan musuh, seperti hujan kepada penghujatnya. 


Oleh: Simion Kotouki

Post a Comment

Previous Post Next Post