Mimpi yang Menipu


Sinar Bemo - Suatu malam sendirian di kamar, saya matikan lampu, gelap yang berkuasa, dalam tenang tidurku di gubuk, datang bisikan angin yang menggembirakan rasanya obat yang menyegarkan ku ketika banyak pilu dan sedang mendambakan akan kehadiran dirinya, yang ku rindukan "Mimpi Oh Mimpi, kau menipu ku. Dalam bayang-bayang ku, melihat wajah manis teman ku yang sudah di alam baka, tidak lain adalah Daniel Pakage beberapa tahun yang lalu. Dia hilang dan pergi dibawa pergi oleh angin kencang yang tahu arah balik, entah kemana. Sayang. Kini sudah sekian tahun, tanpa kepastian yang sesungguhnya, anginpun tak kunjung menjawab getarkan kuping kiri dan kanan ku. 


Walaupun banyak teman, teman ku satu ni Daniel adalah teman yang sungguh keakraban kami kokoh dan kuat, rasanya saudara kandung. Ketika masih sekolah sebagai siswa SD dan SMP, makan bersama di rumahnya dan terkadang di rumah ku, pergi kemana saja selalu sama-sama. Dia adalah teman music ku pemain Bass, saya tidak ragukan lagi. Dengan teman-teman pemain music yang lain, pernah kami juga buat rekaman lagu Pop Rohani Mee, namun saat ini, lagu-lagunya tidak ada di saya. 


"Suatu saat nanti, setelah kita sudah kuliah atau selesai, kita akan buat Grup band" kata teman Daniel. ini ide yang saat itu anggap biasanya tidak terlalu membakar jiwa, tapi seruh dan memberikan semangat saat itu, tetapi kami sudah kuliah masuk pada semester 5an, teman Daniel yang punya ide bentuk tim Group Band hilang dan pergi (meninggal) bersamanya. Kepergiannya membuat hati saya hancur, ide cemerlangnya menjadi gelap. Ingat idenya itu, sangat menyakitkan sekali. 


Bersama dia banyak cerita ketika masih kecil banyak dia punya anjing banyak jadi kami biasa bawa untuk cari tikus, pergi cari kayu, main kelereng, main karet, mandi air di kali Wakei, ikut sekolah minggu, ikut lomba vokal grup dan Paduan suara antar gereja dan masih banyak lagi. Lalu setelah pendidikan kami sudah di tingkat SMA setelah lulus dari SMP Negeri 1 Tigi Waghete Kabupaten Deiyai, saya dan teman-teman, kami berpisah, saya dan teman saya yang hilang ini, pergi sekolah di Kota Nabire, entah akan masuk di sekolah mana masih bertanya dalam hati saat itu. Saya tanya "kamu masuk di mana?" saat itu dia bilang "saya masuk di SMK Negeri 1 Nabire" lalu saya jawab saya juga masuk SMA Negeri 1 Nabire. Tetapi teman saya ini, pindah sekolah ke Deiyai lagi, setelah 1 tahun di Nabire, saya masih Nabire, tetapi saya biasa-biasa saja, ketemu dengan dia, hanya saat liburan pulang di bulan Juni dan Desember. 


Setelah lulus SMA, saya pergi kuliah di jawa dan teman saya masih kuliah dalam Papua, di Universitas Satya Wiyata Mandala (USWIM) Nabire, lalu beberapa tahun silam sudah mulai masuk semester akhir di tahun 2017, teman saya dengan teman-temannya datang PKL di Jawa, Jawa timur Malang tepatnya, setelah PKL selama sebulan di sana, saya pergi kunjungi dia, karena sebelumnya kami saling janji akan ketemu di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Lalu saya pun pergi ke Surabaya sebelum satu hari ketemu dia, malam itu saya menginap di teman-teman PKLnya, yang bukan Sejurusan dengan dia, tetapi disitu ada teman kelas SMP saya dan teman pemuda Gereja, waktu saya di Nabire yakni Titus Edowai dan Fredy Edowai juga Apner Pakage adalah Saudara dari Teman saya yang hilang ini, sehingga bersama mereka malam itu, sangat ramai dan menggembirakan, hingga lupa tidur, karena sudah lama kita berpisah. Keesokan harinya, sepajang siang hari bersama mereka di tempat penginapan, lalu sorenya kami menuju ke Pelabuhan dan sesampainya disana, saya langsung ketemu teman saya yang sudah janji mau ketemu di pelabuhan ini, lalu kami berpelukan dan sangat senang sekali bisa bertemu saat itu setelah sekian lama berpisah. Selama beberapa waktu kami bercerita, bercanda tawa sampai teman saya ini dan rombongannya mau berangkat, lalu kami dua bersalaman sambil berpelukan (Ternyata saat itu salaman dan canda tawa yang terakhir), sampai mereka masuk ke ruang keberangkatan. Setelah itu, langsung saya balik ke Jawa Tengah, dengan hati yang penuh sedih dan perasaannya yang seakan mimpi akan perjumpaan kami ini. 


Setelah beberapa bulan kemudian, saya di kagetkan dengan ramainya orang posting fotonya di Facebook kalau teman saya ini meninggal. Saat itu juga, saya sangat hancur, mendengar kabar itu, entah kenapa bisa terjadi hal ini, saya sangat sakit hati. Di awal bulan setelah dengar kabar kepergiannya, saya masih tidak percaya, namun tak ada kabar sudah beberapa bulan lewat, dari situ baru saya mulai percaya kalau benar-benar dia sudah pergi dan tidak akan kembali lagi, jumpa dan bercanda gurau dengan kami. 


Kini takkan kembali, rasanya ingin mengulang seperti dulu namun pikiran, kemauan, keinginan akan menipu ku sendiri. Aku hanya melepaskan itu semua dengan pendam di dalam diriku.

Post a Comment

Previous Post Next Post